kehidupan sosial/panoramadesa martoba(tolping/batu2/മര്ടതാന്‍)


tolping/holang adalah suatu desa/huta yang terletak di pulo samosir yang berada dalam ruang lingkup administrasi kabupaten samosir. pada umumnya di setiap huta/luat/lumban/desa ada suatu kebiasaan masyarakat stempat dengan berbagai macam. tolping adalah suatu tempat tongkrongan(parmeaman) orang remaja ke atas. dihuta ini kita melihat berbagai tempat yang cocok untuk melepaskan penat ataupun sekedar untuk mencari hiburan. adapun macamnya adalah sbb:





  1. tempat parminuman tuak/lapo tuak


  2. tempat untuk memandang seperempat kawasan danau toba


  1. tempat untuk melakukan kegiatan berburu (aili/babi hutan, anduhur/burung, here/kera)


tempat ini alangkah sungguh memberi kepuasan batin. yang dimana para pengunjungnya mayoritas dari luar huta tersebut.



tempat parminuman tuak



tempat ini adalah suatu tempat hiburan yang menyuguhkan acara perjamuan dalam bahasa gaulnya marmitu. dari holang-holang sampai perbatasan tolping terdapat beberapa jumlah tempat parminuman.



tuak adalah sejenis minuman dari pohon aren dan kelapa. yang cara pengambilanya dengan cara membanting bagian pohon aren agar mengeluarkan cairan yang bakal nantinya itu akan menjadi tuak/arak. dan proses itu akan membutuhkan waktu beberapa minggu dan bahkan beberapa bulan. ritual untuk demi lancarnya aliran tuak inipun harus dilaksanakan. dari beberapa opini dari masyarakat tolping ini, kalau tidak melakukan acara sejenis ritual maka tuak itupun bisa-bisa tidak mengeluarkan cairan (mardandi/ngambek kata orang jakarta).



pada jaman dulu tuak ini adalah satu unsur dari acara ritual kerajaan ompung pendahulu kita. maupun pelengkap acara pesta. tuak ini digunakan para ompung sebagai minuman untuk melepaskan lelah dan sakit dipinggang maupun badan karena telah bekerja seharian di ladang maupun sebagai nelayan/ pandaram. disamping itu tuak ini adalah sebagai penghangat badan mengingat daerah ini adalah daerah tropis. malam dingin / siang panas.



minum tuak tanpa ada tambul sangatlah hambar. berbagai jenis daging yang disuguhkan antara lain:





  • daging anjing ( B1 )
    daging babi (B2 )
    Daging ular
    daging here/kera


tanpa jenis daging diatas, serasa makan sayur tanpa garam, mengapa begitu.? karena tuak itu rasanya pahit(sepat/sapot,manis,paet)jadi secara umum untuk mengimbangi rasa ini padanan nya adalah tuak dengan syarat cara peramuan bumbunya harus cocok dan tidak boleh tidak ada andaliman/intir-intir.



berbagai mamfaat tuak secara kesehatan telah terbukti dan dapat dibuktikan oleh para ompung kita yang masih hidup dengan syarat ompung kita itu adalah parminum. mamfaatnya adalah memulihkan tenaga mengingat kehidupan ditanah batak itu myoritas masih menggantung mata pencaharian dari bertani yang diolah secara tradisional.



jaman telah berubah demikian juga perkembang emosi,mental,fisikolgis berjalan seiring dengan jaman tersebut. demikian juga tuak telah berubah menjadi salah satu minuman yang dianggap masyarakat jaman sekarang identik dengan mabuk/berbuat onar. itu tidak lepas dari akibat krisis dari ekonomi yang berimbas kepada moral dan mental masyarakat.ujung-ujungnya adalah menuju DEGRADASI.



tuak menjadi salah satu pelarian yang sangat tepat bagi yang menganutnya. tuak menjadi penenang batin, penambah semangat, menambah nyali.



pada hari sabtu malam/malam minggu dan minggu kita sudah mendapati lapo tuak yang sudah dipenuhi oleh para pengagumnya. mulai kalangan remaja hingga orang tua bercampur aduk disana sambil memegang sebuah gitar bernyanyi lagu batak, marnonang(ngobrol) dan adapula yang beradu opini maupun debat tentang politk dan kebanyakan tentang situasi negara ini. hal sudah menjadi pelengkap. dari sudut tersebut ..pantaslah orang batak pintar politik dan hukum.



dalam menikmati tuak tersebut ada saja biang/sumber masalah yang akan timbul. apa itu ada yg merasa tersinggung atas obrolan seseorang ataupun bisa jadi mengingat masa lalu. dan yang kebanyakan bagi peminum tuak amatir akan cepat naik emosi dan kurang bisa mengontrol diri karena pengaruh tuak tersebut terhadap saraf otak telah berjalan. menginga tuak itu bisa menjadikan otak kita sensitif.



tapi bukan berarti peminum tuak profesional selalu bisa mengontrol diri. karena ada saja yang jago minum tuak tapi pelampiasannya harus marmbadai/berantem dan bikin onar(,,,,,,,,,,,,,,ai aha huroha.............!!!!!!!!!!!!!!). ada juga yang pelariannya mengeluarkan suara lewat nyanyian dengan emosi.



jadi jangan heran kalau disuatu lapo itu pasti ada saja hal -hal yang aneh. entah apa itu berantam, nangis, nyanyi dengan teriak bahkan muntah-muntah. didalam huta tolping ini kebiasaan tersebut sudah mengakar dan agak susah dihilangkan. jangankan orang biasa minum tuak bahkan kepala desanya ikut dalam acara tersebut. jadi mungkin mencari seorang tokoh untuk melarang kegiatan seperti ini tidak akan ada dan bisa dibilang mustahil. ok mari kita tinggalkan parmituan kita beralih ke panorama tolping.





  • tempat untuk memandang seperempat kawasan danau toba


di huta tolping ada berbagai tempat bisa dibilang panorama wisatalah. seperti panatapansosorbatu(pemandangan)



dikatakan pemandangan karena tempat ini berada di tempat yang agak tinggi yang menghadap ke danau toba, kebetulan disamping jalan raya. jadi kebayankan orang yang melintas dari daerah ini singgah dulu untuk memandang kawasan danau toba yang fokusnya adalah kota prapat. tempat ini biasanya disinggahi oleh kaum muda/mudi setempat maupun dari luar entah itu hanya skedar memandang ataupun untuk menjalin kemesraan disuasana yang tergolong sepi. jadi kebanyakan para kaum laki2 sering melakukan ritual asmara ditempat ini. bahkan orang yang ingin hanya menyatakan cinta dan mengikat janji tempat ini adalah yang cocok. ( marhamlet)





  • tempat untuk melakukan kegiatan berburu (aili/babi hutan, anduhur/burung, here/kera)


ditempat ini berbagai satwa menghuni hutan yang ada didolok holang-holang maupun sosor batu. antara lain babi hutan ( aili ), anduhur (burung ), here ( kera ). berbagai orang melampiaskan kepenatannya disini dengan melakukan berburu.

No comments:

Post a Comment